Jumat, 20 Maret 2015

[TRILOGI : DARAH EMAS] - GADIS BUTA DAN TIGA EKOR TIKUS

Judul : Gadis Buta dan Tiga Ekor Tikus

Penulis : Meiliana K. Tansri

Penerbit : Gramedis Pustaka Utama

Halaman : 248



Leng Cu, putri Cen Cu, ternyata selamat, walaupun buta. Hartanto mengetahuinya dan berusaha membunuhnya pula. Dia diselamatkan oleh tiga tikus yang sebenarnya merupakan anggota keluarga Kerajaan Kemingking, yang berhasil melarikan diri---karena mengucapkan mantra yang mengubah mereka menjadi tikus---saat kerajaan diserang. Ketiga tikus itu berharap mustika Naga dapat mengubah mereka menjadi manusia kembali.


Tetapi Leng Cu, yang harus menemukan mustika Naga, tercemar oleh kekuatan jahat Datuk Itam dan berubah menjadi manusia haus kekuasaan. Dari bawah situs yang digali oleh Rigel, gadis buta yang jelita itu mengambil mahkota kuno yang seharusnya dikenakan oleh raja yang akan dinobatkan, kemudian menghilang.


Kebun binatang di Jambi digegerkan oleh kejadian telah lepasnya semua binatang ditempat wisata tersebut, termasuk sang raja hutan (harimau). Sakim--juru kunci kebun binatang--menjadi terdakwanya. Alasan mengapa ia membuka semua kunci jeruji yang mereka tempati, adalah atas permintaan sang harimau. Sebelum harimau itu pergi, sang raja hutan memberikan teka teki untuk Sakim. 

putri buta mencari mata
tiga tikus mencari tahta


Berita kegegeran di Jambi pun sampai ditelinga Rigel--Pemimpin Redaksi salah satu surat kabar-- di Jakarta. Seolah mengingatkannya pada kejadian-kejadian di Jambi. Hartanto, satu-satunya nama yang menjadi penyebabnya. Satu-satunya dalang yang menyebabkan ia harus berpisah dari anaknya. Keberadaan situs Kemingking pun kembali mencuat dalam pikirannya.

Leng Cu yang sudah buta sejak lahir kini di asuh oleh sang kakek--apek--selepas kematian sang ibu, pasca melahirkannya. Bersama apek, Leng Cu tinggal di salah satu Klenteng di Jakarta. Berita lepasnya peliharaan di kebun binatang, membuat apek memutuskan untung membawa Leng Cu di tanah Jambi. Karena waktunya telah tiba baginya untuk mengemban tugas yang telah ditakdirkan untuknya.

Tujuh sisik yang menancap pada tubuh Datuk Itam, akibat pergulatan ketika mencoba membunuh mempelai Naga (Cen Cu). Naga yang murka pun menancapkan sisik-sisik itu pada tubuh Datuk Itam. Sisik yang melekat pada tubuhnya, membuat hari-harinya terasa lebih melelahkan dan menyakitkan. Bahkan hanya sekedar menahan air liur, ia harus menahan sakit yang sangat luar biasa. Menurut penglihatan indra ke enamnya, hanyalah Putri Naga (Leng Cu) yang dapat menarik semua sisik. Bagaimana bisa meminta bantuan sang putri, bila ia merupakan sekutu dari Hartanto (sang musuh Naga).

Xander--cucu Hartanto--kembali ke Indonesia. Sejak berumur 7 tahun, Xander dikirim Hartanto ke Jerman. Hartanto begitu merindukan cucunya, sementara Datuk Itam selalu memperingatkan bahwa kelak Xander akan menjadi sekutu Putri Naga untuk menghancurkannya dan mengungkapkan situs Kemingking. Tanpa sepengetahuan Hartanto, Xander dan Rigel tidak sengaja bertemu di salah satu pusat perbelanjaan di Jambi. Wajah Xander mengingatkannya pada seseorang, pria yang tak seharusnya dikencaninya pada waktu itu.

Serapih apapun yang disembunyikan Hartanto di masa lampau, pada akhirnya pun terkuap. Hubungan antara Hartanto dengan Rigel. Benang merah Hartanto dengan masa lalu Leng Cu. Kaitan Hartanto dengan situ Kemingking.

Dibandingkan dengan buku yang pertama, pada buku kedua konflik yang tercipta lebih banyak. Masih dengan gaya bercerita yang sama, penulis mampu menenggelamkan pembaca dalam konflik-konfliknya. Kesalahan penulisan kosakata pun hampir tidak ada sama sekali, sepanjang saya membacanya. Buku ini cukup rekomen untuk dibaca saat santai atau saat tengah terjebak dalam bacaan yang cukup berat.


Rating : 3/5 

19 Maret 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar