Selasa, 03 Februari 2015

[30 Hari Menulis Surat] - Sang Penjaga Malam

Untukmu Bintang, di Surga.

Surat pertama ini ku tulis untukmu, pemilik kenangan malam. Mengapa ku menyebutmu bintang, karena kamu begitu menyukai bintang yang ku suka. Titik-titik sinar yang menyebar diantara pekat malam, menyeruak bagaikan hamparan pasir, memberikan cantik yang selalu rindu untuk dipandang.

Masihkah kamu menatap langit yang sama denganku malam ini? Langit dari tempat yang berbeda. Langit yang bila ku tatap, seolah bercerita begitu banyak tentang kisah kita. Perkenalan pertama kita yang tak biasa, pertemanan yang tanpa rasa dan akhirnya kita menjadikan cerita. Cerita tanpa kata, dimana masing-masing kita tak perlu berkata bahwa cinta itu ada diantara kita.

Bersamamu, untuk pertama kali aku mempercayakan semua mimpiku. Aku bercerita tentang mimpi-mimpi kecilku. Tentang bintang yang kusuka, tentang dia yang ku cari dan tentang dia yang lain yang telah tiada.  

Terakhir kali aku melihatmu adalah ketika kamu tiba-tiba datang ke rumahku. Dengan pakaian seba putih dan terpancar kemilau pada wajahmu. Cerah, seolah telah menemukan kebahagiaan sejati. Kamu mengulurkan tanganmu ingin menggenggamku. Aku menarik tanganku sehingga tangamu hanya mampu menggenggam udah.

Aku berucap “mengapa?” dengan senyum yang begitu ku rindu kamu pun berkata, “aku datang untuk memenuhi janjiku, menjemputmu.”

Itu terakhir kali aku melihatmu. Meski berjuta rindu aku sebut, tak pernah sekalipun kamu hadir meskipun sekilas dalam mimpiku. Marahkah kamu, kala itu aku menolak ikut bersamamu?

Bintang, ingin sekali aku memelukmu dan berucap, “tunggulah aku disana, kelak kita akan bermain bersama kembali.”


30 Januari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar