Selasa, 03 Februari 2015

[30 Hari Menulis Surat] - Sang Pemilik Kenangan Senja

Untukmu, pemilik kenangan senja

Di akhir bulan ini, masihkah kamu sibuk berkutat dengan angka-angka? Waktu dimana pikiran dan tenagamu terfokus pada angka-angka itu. Sesungguhnya, ingin sekali aku hadir dikantormu, menculikmu selama beberapa jam. Mengajakmu menikmati senja dengan segelas coffe hangat, dan segudang cerita kebosanan serta petualanganmu. Aku akan menjadi pendengar setia, seperti biasa. Menikmatimu bercerita dan menatap matamu yang selalu enggan ku tatap.

Rasanya sudah lama sekali, aku tidak menikmati suasana seperti itu. Jarak yang membuatku tidak memungkinkan untuk tetiba menculikmu. Atau membuatmu senyum-senyum karena ada orang gila yang datang ke kantormu hanyak untuk menyerahkan sebuah buku saja dan kemudian pulang kembali. Atau tetiba saja mengajakmu pergi nonton atau sekedar makan siang bersama.

Dalam dua belas tahun mengenalmu, hal yang membahagiakan aku adalah kamu membolehkan tanganku untuk menggenggammu. Meski hujan tengah hadir untuk merenggangkannya. Namun genggaman itu tidak terlepaskan.

Apa kabarmu kini? Rasanya sudah banyak cerita yang ingin ku dengar dari bibir mungilmu. Dan rasanya sudah tidak sabar telinga ini ingin mendengar suara tawamu. Suara yang mampu menyamankan asaku.

Selalu ada rindu terselip, setiap kali aku mengingat kenangan-kenangan kebersamaan kita. Rindu yang tak pernah padam, meski kehilangan pernah mewarnainya. Hal yang begitu ingin aku lakukan adalah memelukmu, melepaskan seluruh rindu yang ku bendung dan mengucapkan “Aku menyayangimu selalu, Rong”.

Tetaplah hidup dalam hidupku, jangan pernah meninggalkanku seperti mereka.

31 Januari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar