Sabtu, 17 Mei 2014

Kamisan #1 PERNIKAHAN - Pernikahan itu apa ?



"Maukah kamu menikah denganku?"

Ku terdiam sejenak, mencerna tiap kata yang baru saja kamu ucapakan. Seolah tidak mampu mempercayainya, kata-kata yang demikian sulit di rangkai ternyata melahirkan pertanyaan seperti itu.

Masih teringat kala pagi itu, kamu berbeda dari biasanya.

"Kamu dimana? Bisa antar aku ke Balai Kota nggak ?"

Aku mengirimkan pesan itu pada media sosial penghubung kita, Whats App.

Balasan yang biasanya cepat pun, kini tidak hadir kali ini. "mungkin kamu tengah sibuk" aku berusaha menanamkan kalimat itu.

Aku mencoba menghubungimu, nada panggilan demi panggilan kian menyahut namun tidak jua ku mendengar suaramu. Beberapa kali aku menghubungimu, namun suaramu tetep tidak bisa ku dengar.

"Maaf tadi sedang sibuk ada kerjaan. Dan maaf sepertinya aku tidak bisa mengantarmu. Kamu tidak marah kan?"

Pesan darimu akhirnya tiba, dan aku hanya mampu memandangnya. Dan membiarkannya, tidak membalas satu huruf pun.

Balai kota, adalah  satu-satunya tempat aku menikmati hidupku. Satu-satunya tempat yang mengajariku banyak hal, yaitu salah satunya dengan cara mengamati. Di sinilah pertama kali kita berjumpa, saling berbincang, bertukar cerita dan kini menjalin hubungan tanpa salah satu dari kita mengucap cinta.

"Ibu aku mau es krim itu" rengek anak kecil kepada ibunya yang tengah sibuk menyuapi anak perempuannya yang mungkin usianya bekisar 2 tahun.

"Iyah, ibu nanti belikan es krimnya, asal makanan mu ini habis ya sayang". Ucap sang ibu sambil mengedipkan sebelah matanya. Di balas dengan cengiran dan gerakan kaki sang anak yang mengayun. Mungkin itu adalah tanda bahwa sang anak menyetujui permintaan sang ibu.

Pemandangan klasik, memberikan penghargaan untuk seseorang setelah melakukan hal apa yang di mau. Aku tersenyum, membayangkan apakah aku dulu seperti itu. Aku berusaha mengingat hal semanis itu, namun gagal.

"Sayang, kok pesanku nggak kamu balas. Kamu marah ya?" suara yang pertama kali kamu ucapkan ketika panggilanmu ku jawab

"Nggak kok, aku hanya sedang asik memerhatikan seorang ibu dan anaknya jadi lupa membalas pesanmu." aku tersenyum, namun sayangnya senyum itu tidak mampu kamu lihat.

Kamu terdiam cukup lama, setelah mendengar pernyataanku. Dan aku pun enggan mengeluarkan suara untuk memecah kesunyian itu.

"Baik-baik yah di sana". Pesanmu ku terima setelah perbincangam bisu itu usai.



"Maaf sayang, aku tidak bisa menikah denganmu." aku memalingkan wajahku dari tatapannya.
Kamu terdiam cukup lama, kemudian menghela nafas panjang.


*********

Kamu bukanlah satu-satunya gadis cantik yang menarik. Tapi kamu adalah satu-satunya gadis yang mampu membuatku merasa tertarik.

Di taman itu kita bertemu tidak sengaja. Kita berbincang pada hal-hal selain kabar, kesukaan maupun nama. Matamu selalu berbinar, kala melihat sepasang ibu dan anak sedang bercanda.

"Andai aku bisa mengalami hal semacam itu." ucapmu kala sore itu sambil menatap seorang anak tengah berlarian di taman dengan ibunya.

Beberapa waktu kemudian, barulah aku mengetahui bahwa keluargamu tidak pernah utuh. Kamu wanita yang lahir dari rahim wanita. Kamu di besarkan bersama pria yang kamu sebut papa, keluarga tanpa pernikahan.

Kamu pernah bertanya padaku, "Pernikahan itu apa? Apakah aku bisa bahagia seperti sepasang ibu dan anak itu?"

Aku hanya terdiam, tidak memberikan jawaban.


"Bukankah kamu ingin bahagia seperti sepasang ibu dan anak yang sering kamu perhatikan itu?" aku menggenggam jemarinya, meyakinkan janji kebahagiaan akan tawaran pernikahan ini.

"Sadarlah sayang, kita tidak akan pernah bisa mempunyai anak untuk melengkapi kebahagiaan kita. Bila menikah pun, pernikahan kita tidak utuh." kamu mebelai wajahku yang mungkin terlihat lesu.

Beberapa menit kita membisu, hanya tatapan mata kita saling membalas.

Pada menit kesekian, senyum jail memancar dari sudut bibirmu.

"Aku becanda, aku akan merasa bodoh bila mengabaikanmu. Biarlah kelak anak kita mempunyai dua ibu dan tanpa ayah."



05:22 pm 17 Mei 2014


Sekilas tentang kamisan!!

KAMISAN, adalah sebuah sarana untuk belajar menulis. Dimana penulisan berawal dari hari kamis dan berakhir pada hari kamis pula. Di kamisan ini pula kita bebas menulis apa saja (termasuk curhat) asal sesuai dengan tema pada setiap minggunya. Begitulah kira-kira yang di infokan Tant Ar, sang ketua gank.

Selamat berkomitment x)))))

1 komentar:

empatsayap mengatakan...

Sejujurnya, aku nggak bisa nebak ending cerita ini.Juga agak bingung dengan susunan waktu di dalam cerita.

Baiklah, mari kita mulai.

Kamu kayaknya sudah paham deh, kalau fonem 'ku' dan 'mu' itu nggak bisa berdiri sendiri. Mereka harus digandeng sama kalimat di depan atau di belakangnya. Masa sama partikel pun paham sama ku enggak sieh? :p

| Balasan yang biasanya cepat pun, kini tidak hadir kali ini. "mungkin kamu tengah sibuk" aku berusaha menanamkan kalimat itu. | kalimat kutip dengan huruf miring itu maksudnya cuma diucapkan di dalam kepala kan? Pakai kutip satu aja, jangan kutip dua begitu.

sang ibu. << penulisan sang harus pakai huruf besar kedua kalimatnya. Contoh : Sang Ibu
beda dengan penulisan si, hanya objek yang menggunakan huruf besar. Contoh : si Penulis.


Keep nulis.

Posting Komentar