Pada purnama ke empat
tahun kabisat,
“Njing, ke warung Bang
Joko yuk?” Aryo memukul bahu Bubu.
“Apa lw nyet, manggil
njing njing.” Bubu menepis tangan Aryo. “bosen hidup lw?”
“Yaelah Njing,galak
bener. Damai aja napa hari ini, gw traktir dah.”
Aryo tersenyum dengan
lebar, menunjukkan ketulusan dan sebaris giginya yang tidak lagi putih.
Bubu
yang tersulut emosi dan ingin mengajak bertengkar pun, mengurungkan niatnya.
Mereka berjalan bersama-sama
menuju warung Bang Joko.
“Njing..” kata Aryo
tiba-tiba.
Bubu pun menoleh.
“BRAAAK” Bubu tersungkur
di tanah, menahan nyeri pada mata kirinya.
“Njing…buat lw, di
tiup dong. Jangan lupa make a wish yah.”
“MONYEEEET!!!”
NB: Tulisan ini di ikut sertakan dalam
1 komentar:
Waduh, kasian itu yang jatuh hehe :-d
Posting Komentar