Seumpama aku pendosa, kau adalah layaknya Tuhan dengan sifat pengampun menjadikanku lahir kembali.
Seumpama aku perusak, kau adalah layaknya Tuhan dengan sifat penyembuh menjadikanku sempurna kembali.
Tiada perhatian, tiada kepekaan pada nyawa-nyawa yang kau genggam.
Tiada kepedulian, tiada keprihatinan pada keringat-keringan yang kau seka.
menetes dan menguap, tanpa sempat menyentuh bumi.
Tiap kuas yang kau kibas, adalah untuk menghapuskan.
Tiap kuas yang kau kibas, adalah untuk melenyapkan.
Segala keterasingan, segala gambaran tidak indah, dan segala yang membuat jengah.
Kaulah Tuhan dalam kuasmu.
Kaulah pencipta kebersihan pada warna senada.
Kaulah pencipta keceriaan pada warna yang ceria.
Kaulah pencipta, pada dunia dalam kuas yang kau kibas.
Punggung yang lelah, punggung yang jengah
Kala mentari dengan terik menghantam pori-pori.
Kala udara dengan kasar menampar pori-pori.
Kala Izrail sedang memandangmu dan bertaruh pada nyawa tanpa pengaman.
Kau pekerja yang dipandang enggan,
Kau pekerja yang ah aku hanya bisa menjaga dalam doa
Dibalik Bilik-bilik kaca langit yang tak tersentuh :
Ayah, jagalah nyawamu untuk aku yang menyayangimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar