Penulis : Anastasia Aemilia
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tara Johandi, gadis berusia delapan belas tahun, menjadi satu-satunya saksi dalam perampokan tragis di rumah pamannya di Bandung. Ketika ditemukan dia disekap di dalam kotak perkakas kayu dalam kondisi syok berat. Polisi menduga pelakunya sepasang perampok yang sudah lama menjadi buronan. Tapi selama penyelidikan, satu demi satu petunjuk mulai menunjukkan keganjilan.
Sebagai psikiater, Alfons berusaha membantu Tara lepas dari traumanya. Meski dia tahu itu tidak mudah. Ada sesuatu dalam masa lalu Tara yang disembunyikan gadis itu dengan sangat rapat. Namun, sebelum hal itu terpecahkan, muncul Ello, pria teman masa kecil Tara yang mengusik usaha Alfons.
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tara Johandi, gadis berusia delapan belas tahun, menjadi satu-satunya saksi dalam perampokan tragis di rumah pamannya di Bandung. Ketika ditemukan dia disekap di dalam kotak perkakas kayu dalam kondisi syok berat. Polisi menduga pelakunya sepasang perampok yang sudah lama menjadi buronan. Tapi selama penyelidikan, satu demi satu petunjuk mulai menunjukkan keganjilan.
Sebagai psikiater, Alfons berusaha membantu Tara lepas dari traumanya. Meski dia tahu itu tidak mudah. Ada sesuatu dalam masa lalu Tara yang disembunyikan gadis itu dengan sangat rapat. Namun, sebelum hal itu terpecahkan, muncul Ello, pria teman masa kecil Tara yang mengusik usaha Alfons.
Dan bersamaan dengan kemunculan Ello, polisi di hadapkan dengan kasus pembunuhan berantai yang melibatkan kotak perkakas kayu seperti yang dipakai untuk menyekap Tara. Apakah Tara sesungguhnya hanya korban atau dia menyembunyikan jejak masa lalu yang kelam?
Membaca buku 264 lembar ini, ternyata membutuhkan waktu dua hari untuk membacanya. Mengapa aku memilih buku ini, meskipun cerita yang dikisahkan aku tidak terlalu menyukainya. Pertama aku tertarik dengan kata "katarsis", meskipun aku tidak mengerti apa itu katarsis. Namun kata itu seolah bermain-main dalam benakku. Kedua, aku tertarik dengan cover yang membungkus ceritanya. Sederhana, gambar seorang anak kecil yang sedang mengangkat boneka yang kepalanya terlepas (kepala boneka itu terletak di samping kanannya). Dari cover buku pun sepertinya sudah menjelaskan banyak bawa buku ini akan bercerita seperti apa. Di tambah sinopsis di belakang cover, yang lebih menegaskan bahwa buku ini bercerita tentang psikopat.
Membaca buku 264 lembar ini, ternyata membutuhkan waktu dua hari untuk membacanya. Mengapa aku memilih buku ini, meskipun cerita yang dikisahkan aku tidak terlalu menyukainya. Pertama aku tertarik dengan kata "katarsis", meskipun aku tidak mengerti apa itu katarsis. Namun kata itu seolah bermain-main dalam benakku. Kedua, aku tertarik dengan cover yang membungkus ceritanya. Sederhana, gambar seorang anak kecil yang sedang mengangkat boneka yang kepalanya terlepas (kepala boneka itu terletak di samping kanannya). Dari cover buku pun sepertinya sudah menjelaskan banyak bawa buku ini akan bercerita seperti apa. Di tambah sinopsis di belakang cover, yang lebih menegaskan bahwa buku ini bercerita tentang psikopat.
Pemaparan mengapa trauma itu bisa merayap dalam diri Tara, membuat aku mengalami mimpi buruk selama dua hari. Jujur saja ini pertama kalinya aku membaca buku sejenis ini. Cerita yang terpamparkan menggunakan alur maju, dengan penjelasan yang mudah di cerna. Meskipun menurutku kehadiran Ello kembali dalam hidup Tara, ceritanya terlalu cepat (seperti melombat).
Secara keseluruhan, aku menikmati ceritanya, hingga saat menjelang ending. Mungkin karena penulisnya pun editor, sehingga tidak ada typo (salah ketik) selama membacanya. Sayangnya ceritanya mudah untuk di tebak. Sepertinya aku lebih memilih thiller sejenis Jacatra Secreat atau Rahasia Medee dari pada harus membaca cerita seperti ini.
"Dia menyiramku dengan air, memaksaku bangun. Lalu, ada yang menyeretku ke dalam kotak perkakas yang sudah dia siapkan. Dia membuka penutupnya lebar-lebar, menyeratku, memaksaku meringkuk di dalam ruang yang sempit itu." - hal. 228
Secara keseluruhan, aku menikmati ceritanya, hingga saat menjelang ending. Mungkin karena penulisnya pun editor, sehingga tidak ada typo (salah ketik) selama membacanya. Sayangnya ceritanya mudah untuk di tebak. Sepertinya aku lebih memilih thiller sejenis Jacatra Secreat atau Rahasia Medee dari pada harus membaca cerita seperti ini.
01 November 2013
Nb:
Katarsis adalah pelepasan emosi negatif yang tertekan, bergejolak dalam emosi pribadi. Atau bisa juga di takrifkan proses pengubatan yang digunakan untuk meluapkan perasaan pesakit yang berhubungan dengan pengalaman buruk yang terpendam dengan mengulangi pengalaman itu melalui pertuturan atau perbuatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar