Melihat-lihat foto lama jaman masa kuliah. Seolah mengembalikan kenangan. Namun justru menyesakkan, seberapa inginnya untuk kembali ke masa itu dan mengulanginya. Hal tersebut adalah sesuatu yang sungguh mustahil. Ternyata ada beberapa hal yang tidak bisa di lakukan di dunia ini yakni kembali ke masa lalu.
Banyaknya foto-foto di ambil adalah saat-saat aku melakukan perjalanan menjelajah pulau Dewata. Tempat dimana aku menyelesaikan gelar sarjanaku. Dari sekian banyak tempat yang aku kunjungi. Ada salah satu tempat favorite ku. Tempat di mana aku tidak pernah bosan untuk mengunjunginya.
"OBSERVASI HUTAN MANGROVE"
Orang yang pertama kali mengenalkan tempat ini adalah mbak Henny. Kakak kelasku di Jurusan, sekaligus mentor agamaku. Seketika itu pula, aku langsung jatuh hati dengan tempat ini. Tidak banyak yang mengetahui, ada tempat secantik ini. Bahkan tempat ini sering sekali di jadikan tempat prewedding.
Aku begitu suka mendatangi tempat ini saat mentari masih samar-samar menampakkan sinarnya. Saat penjaga mangrove pun masih terjaga menghadapi sisa-sisa mimpi. Sesampainya di ujung hutan, aku akan selalu menyempatkan diri untuk tertidur. Menikmati mentari yang diam-diam menghangatkan tubuhku, serta tiupan angin yang menyegarkan kulitku. Aku tidak hanya pura-pura tidur, namun aku benar-benar terlelap meski hanya sejenak.
Observasi hutan mangrove ini terletak di jalan By Pass, apabila dari arah benoa hutan ini terletak di sebelah kiri sebelum lampu merah Galeria. Apabila telah melewati pabrik wine, pelankanlah kendaraan. Karena plang tulisannya tidak cukup besar, sehingga bisa saja terlewat
Waktu pertama kali aku ke sana jalan kayu sepanjang rawa-rawa banyak yang sudah bolong. Bahkan saat masuk ke dalam hutannya jalannya sungguh sangat menghawatirkan. Namun ketika terakhir ke sana, sudah ada perbaikan berarti. Pesan saya, janganlah ke sana pada waktu malam hari karena tidak ada fasilitas penerangan sama sekali. Dan di sana pula sebagai tempat perlindunan untuk binatang biawak. Jangan heran apabila sedang berjalan di antara kayu-kayu tersebut. Beberapa kali melintas biawak.
Sepanjang perjalanan memandang, kiri dan kanan hanya di tumbuhi pohon mangrove. Dan ini adalah tempat favorite aku foto-foto. Serasa berada di dunia belahan tak terjangkau. Dan aku begitu merindukan mereka yang berfoto bersamaku, terutama Ratih. Teman seperjuangan menempuh suka duka masa kuliah.
Merindukan mereka adalah kenyataan yang tidak bisa aku pungkiri. Mengulang setiap kejadian masa lalu itu adalah hal yang sangat mustahil. Masing-masing kita telah berbeda, sibuk dengan dunia sendiri. Tapi aku percaya hati kita selalu sama, yakni merindukan tiap detik kebersamaan itu. Aku, kalian dan semua cerita itu. Semoga apabila aku ke sana nanti, hutan itu masih ada dan lebih terjaga. Bukan malah tak terurus dan lenyap karena pembangunan lain. Karena hal tersebut sungguh sangat di sayangkan.
Waktu pertama kali aku ke sana jalan kayu sepanjang rawa-rawa banyak yang sudah bolong. Bahkan saat masuk ke dalam hutannya jalannya sungguh sangat menghawatirkan. Namun ketika terakhir ke sana, sudah ada perbaikan berarti. Pesan saya, janganlah ke sana pada waktu malam hari karena tidak ada fasilitas penerangan sama sekali. Dan di sana pula sebagai tempat perlindunan untuk binatang biawak. Jangan heran apabila sedang berjalan di antara kayu-kayu tersebut. Beberapa kali melintas biawak.
Sepanjang perjalanan memandang, kiri dan kanan hanya di tumbuhi pohon mangrove. Dan ini adalah tempat favorite aku foto-foto. Serasa berada di dunia belahan tak terjangkau. Dan aku begitu merindukan mereka yang berfoto bersamaku, terutama Ratih. Teman seperjuangan menempuh suka duka masa kuliah.
Merindukan mereka adalah kenyataan yang tidak bisa aku pungkiri. Mengulang setiap kejadian masa lalu itu adalah hal yang sangat mustahil. Masing-masing kita telah berbeda, sibuk dengan dunia sendiri. Tapi aku percaya hati kita selalu sama, yakni merindukan tiap detik kebersamaan itu. Aku, kalian dan semua cerita itu. Semoga apabila aku ke sana nanti, hutan itu masih ada dan lebih terjaga. Bukan malah tak terurus dan lenyap karena pembangunan lain. Karena hal tersebut sungguh sangat di sayangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar