Tiada yang salah, tiada juga yang benar. Mungkin aku yang terlalu lebay. Itu yang dibilang sama kunyuk ketika aku bilang air mataku menetes tanpa bisa ku cegah. Aku telah mengenalnya begitu lama, tapi ternyata lamanya perkenalan tidak menjamin segalanya. Aku yang mengira teman dekatnya, nyatanya aku tidak tau apa-apa tentangnya. Kata kunyuk, mungkin itu adalah hal privacy untuknya, makanya dya gak langsung bisa cerita karna hal yang seperti itu begitu sensitif. Tapi kenapa bila hal itu privacy, aku harus tau dari orang lain. Aku harus menahan rasa ingin tauku, karena aku sungguh berharap dya akan menceritakannya. Nyatanya aku salah, ternyata aku tidak cukup baik seperti yang aku fikir. Ternyata aku tidak cukup peka, untuk memahaminya. Aku sedih Tuhan, bila air mata ini terus mengalir itu bukan mauku. Hatiku terluka, atas luka ini pun aku tidak menyalahkan siapa-siapa. Tidak juga dya. Bagaimanapun dya, ketika pertama kali aku menjabat tangannya untuk berkenalan. Aku telah menerimanya apa adanya. Kalau aku bakal marah dengan keputusanya, dya salah Tuhan bila berfikir seperti itu. Dya salah bila merasa aku bakal menghakiminya. Mungkin waktu yang membuat dya merasa bahwa aku telah berubah. Tuhan, kamu yang paling tahu. Aku tidak berubah sama sekali untuknya. Masih seorang kecebonk yang dya kenal. Aku hanya bisa berdoa untuk keputusannya. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar