Sudah hampir seminggu kita berada di JOgja. Lebih tepatnya seminggu kurang satu hari. Hari ini kita di ajak oleh amoy dan opal k merapi, kawasan yang menjadi saksi biisu, betapa Tuhan itu maha besar dan segala yang ada di dunia pun bisa berubah atas kehendak-Nya. Bermodal dari motor pinjeman, berangkatlah kita ke kawasan tersebut. Perjalanan yang terbilang tidak singkat itu, di sertai dengan cuaca yang agak mendung, sampailah kita dalam waktu kurang dari sejam.
Desa Umbulharjo, merupakan salah satu desa yang terkena dampak dari merapi. Sepanjang mata memandang, yang terhampar hanya hamparan pasir. Bukti nyata, bahwa di tempat ini telah terjadi peristiwa yang begitu dahsyat. Selepas dari meletusnya gunung merapi, di tempat ini kini menjadi salah satu objek wisata. Banyak wisatawan yang datang berkunjung, baik itu dari dalam kota maupun luar kota. Tak terkecuali, rombongan kita. Disini kita menikmati pemandangan yang begitu mengagumkan, walaupun hanya berupa hamparan pasir yang luas. Namun begitu mempesona. Kalau gak percaya, coba saja datang ke sana, pasti terkagum-kagum. :)
Kabut mulai turun, saat kita hendak beranjak meninggalkan tempat tersebut. Jarak pandang hanya beberapa meter dan mulailah gerimis turun. Selepas dari kawasan gunung merapi, kita pun mengunjungi tempat lain yang terkena dampak dari letusan tersebut yang untuk sementara tempat wisata itu tutup untuk sementara. Tak terasa waktu sudah mulai senja, perut pun sudah terasa laparnya. Ingin mencoba tongseng tulang seperti yang dibilang sama amoy. Sayang, tempat yang ingin kita kunjungi belum mulai menjajankan dagangannya. Terpaksa mengambil arah sebaliknya untuk mencari tempat makan lain.
Selesai makan, kita kembali k kos. Bersiap-siap, berbenah diri untuk pergi ke alun-alun. Tempat janjian dengan siska (saudaranya urie), sebab rencana esok kita akan mengunjungi rumah neneknya urie di wonosari. Singkat cerita, keesokan harinya pagi-pagi, kita sudah dijemput oleh pamannya urie. Jadilah kita pergi ke sana dengan menaiki motor dan dalam keadaan belum mandi. Berhubung pamannya membonceng diriku, untung saja pamannya nggak tau kalau gw belum mandi (hihiihii...). Perjalanan ke sana begitu menyenangkan, mendaki gunung lewati lembah mirip dengan lagunya ninja hatori, cuma sayang sungai mengalir indahnya tidak terlihat. Sepanjang perjalanan kita di hadapkan pada hamparan pegunungan yang hijau. Udara yang terhirup pun masih alami, namun sayang sesampainya di rumah mbahnya urie. Heandphone tidak berfungsi, karena no sinyal :D tapi gw menyukainya.
Esok harinya kita berangkat berdarmawisata, berjelajah mengelilingin pantai yang ada di sana. Perjalanan menuju pantai tersebut pun tak kalah indahnya. Warna hijau terhampar luas, di antara langit biru yang cerah. Ada tiga pantai yang kita kunjungi, pantai kukup, pantai tak bernama (soalnya gw gk tau namanya, sueerr dah..) dan pantai baron. Suasananya begitu menyenangkan, panas khas suasana pantai dan menikmati segarnya air kelapa muda. Gw lebih menyukai pantai yang tak bernama itu. Pasirnya yang putih dan suasana yang begitu sepi seperti pantai-pantai yang jarang terjamah. Gw rasa pantai ini memang belum banyak yang tau. Mengingatkan suasana pantai di Bali.
11-12 Desember 2010
Desa Umbulharjo, merupakan salah satu desa yang terkena dampak dari merapi. Sepanjang mata memandang, yang terhampar hanya hamparan pasir. Bukti nyata, bahwa di tempat ini telah terjadi peristiwa yang begitu dahsyat. Selepas dari meletusnya gunung merapi, di tempat ini kini menjadi salah satu objek wisata. Banyak wisatawan yang datang berkunjung, baik itu dari dalam kota maupun luar kota. Tak terkecuali, rombongan kita. Disini kita menikmati pemandangan yang begitu mengagumkan, walaupun hanya berupa hamparan pasir yang luas. Namun begitu mempesona. Kalau gak percaya, coba saja datang ke sana, pasti terkagum-kagum. :)
Kabut mulai turun, saat kita hendak beranjak meninggalkan tempat tersebut. Jarak pandang hanya beberapa meter dan mulailah gerimis turun. Selepas dari kawasan gunung merapi, kita pun mengunjungi tempat lain yang terkena dampak dari letusan tersebut yang untuk sementara tempat wisata itu tutup untuk sementara. Tak terasa waktu sudah mulai senja, perut pun sudah terasa laparnya. Ingin mencoba tongseng tulang seperti yang dibilang sama amoy. Sayang, tempat yang ingin kita kunjungi belum mulai menjajankan dagangannya. Terpaksa mengambil arah sebaliknya untuk mencari tempat makan lain.
Selesai makan, kita kembali k kos. Bersiap-siap, berbenah diri untuk pergi ke alun-alun. Tempat janjian dengan siska (saudaranya urie), sebab rencana esok kita akan mengunjungi rumah neneknya urie di wonosari. Singkat cerita, keesokan harinya pagi-pagi, kita sudah dijemput oleh pamannya urie. Jadilah kita pergi ke sana dengan menaiki motor dan dalam keadaan belum mandi. Berhubung pamannya membonceng diriku, untung saja pamannya nggak tau kalau gw belum mandi (hihiihii...). Perjalanan ke sana begitu menyenangkan, mendaki gunung lewati lembah mirip dengan lagunya ninja hatori, cuma sayang sungai mengalir indahnya tidak terlihat. Sepanjang perjalanan kita di hadapkan pada hamparan pegunungan yang hijau. Udara yang terhirup pun masih alami, namun sayang sesampainya di rumah mbahnya urie. Heandphone tidak berfungsi, karena no sinyal :D tapi gw menyukainya.
Esok harinya kita berangkat berdarmawisata, berjelajah mengelilingin pantai yang ada di sana. Perjalanan menuju pantai tersebut pun tak kalah indahnya. Warna hijau terhampar luas, di antara langit biru yang cerah. Ada tiga pantai yang kita kunjungi, pantai kukup, pantai tak bernama (soalnya gw gk tau namanya, sueerr dah..) dan pantai baron. Suasananya begitu menyenangkan, panas khas suasana pantai dan menikmati segarnya air kelapa muda. Gw lebih menyukai pantai yang tak bernama itu. Pasirnya yang putih dan suasana yang begitu sepi seperti pantai-pantai yang jarang terjamah. Gw rasa pantai ini memang belum banyak yang tau. Mengingatkan suasana pantai di Bali.
11-12 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar