"Ibu aku mau makan ini dong."
Seorang anak kecil berlari menghampiri perempuan yang dipanggilnya ibu. Menyodorkan selembar kertas bergambar makanan lengkap dengan judul makanan dan cara membuatnya.
Perempuan yang dipanggilnya ibu, mengambil kertas dari tangan anak kecil tersebut. Gambar itu diamatinya. Air mengalir dari matanya, tiada suara isak terdengar. Adalah bukti dari usaha keras sang ibu, tidak ingin ada yang mengetahui bahwa ada tangis yang terjadi.
"Ibu bisa 'kan bikinin aku makanan itu ?" tanya anak kecil itu kembali.
Tiada jawaban dari pertanyaan itu, hanya sebuah pelukan begitu erat yang bisa dilakukan perempuan itu kepada anak kecil dihadapannya.
"Ibu, jika aku menjadi anak baik. Apakah ibu mau membuatkan aku makanan ini ?" Suatu hari anak kecil itu membawa lagi sebuah gambar dan menyerahkan pada ibunya.
Seorang anak kecil berlari menghampiri perempuan yang dipanggilnya ibu. Menyodorkan selembar kertas bergambar makanan lengkap dengan judul makanan dan cara membuatnya.
Perempuan yang dipanggilnya ibu, mengambil kertas dari tangan anak kecil tersebut. Gambar itu diamatinya. Air mengalir dari matanya, tiada suara isak terdengar. Adalah bukti dari usaha keras sang ibu, tidak ingin ada yang mengetahui bahwa ada tangis yang terjadi.
"Ibu bisa 'kan bikinin aku makanan itu ?" tanya anak kecil itu kembali.
Tiada jawaban dari pertanyaan itu, hanya sebuah pelukan begitu erat yang bisa dilakukan perempuan itu kepada anak kecil dihadapannya.
******
"Ibu, jika aku menjadi anak baik. Apakah ibu mau membuatkan aku makanan ini ?" Suatu hari anak kecil itu membawa lagi sebuah gambar dan menyerahkan pada ibunya.
Gambar itu diambilnya dari tangan anaknya, gambar sama yang diberikan sang anak beberapa hari yang lalu. Gambar itu di simpannya lagi di dalam bajunya.
"Semoga saja ya nak' begitulah doanya ketika memeluk anaknya.
******
Sore itu mendung sedang mendominasi. Hujan datang perlaham dan kemudian menjadi semakin deras. Dari kejauhan seorang perempuan berlari menghampiri anak kecil dengan sebuah bungkusan berplastik hitam.
Sang anak terlihat riang menerima pemberian plastik hitam itu dari ibunya. Sang anak menebak, plastik yang dibawakan ibunya adalah berisi makanan. Makanan yang bercampur dengan kuah.
Ibu pergi dan datang kembali membawakan sebuah wadah berbahan plastik. Diambilnya bungkusan plastik dari tangan sang anak. Dibukanya bungkusan itu. Sebuah aroma menyerbak ke udara. Aroma kaldu yang begitu kental bercampur dengan bau kecambah berdesakan di depan hidung untuk minta dihirup sedalam-dalamnya.
Aroma itu membuat sang anak menghampiri ibunya. Dia melihat makanan apakah itu yang harumnya begitu memenuhi penciumannya.
Sang anak memerhatikan makanan itu dengan teliti. Meski tidak sama seperti gambar yang sering kali ia berikan ke pada ibunya beberapa hari kemarin. Anak itu menyadari bahwa yang dibawakan ibunya adalah rawon. Sebuah makanan yang begitu ingin di makannya. Makanan yang belum pernah dimakannya dan ia begitu penasaran seperti apa rasanya.
Dia memakan makanan itu dengan lahap. Anak itu tidak bertanya dan tidak memperdulikan dari manakah ibunya mendapatkan makanan enak tersebut. Anak itu merasa bahwa hari ini adalah hari paling bahagia yang pernah dia rasakan sepanjang seluruh hidup yang di lewatinya.
"Terima kasih ibu."
Anak kecil itu memeluk ibunya. Sang ibu hanya mampu tersenyum sambil mengusap-usap kepala anaknya.
Sang anak terlihat riang menerima pemberian plastik hitam itu dari ibunya. Sang anak menebak, plastik yang dibawakan ibunya adalah berisi makanan. Makanan yang bercampur dengan kuah.
Ibu pergi dan datang kembali membawakan sebuah wadah berbahan plastik. Diambilnya bungkusan plastik dari tangan sang anak. Dibukanya bungkusan itu. Sebuah aroma menyerbak ke udara. Aroma kaldu yang begitu kental bercampur dengan bau kecambah berdesakan di depan hidung untuk minta dihirup sedalam-dalamnya.
Aroma itu membuat sang anak menghampiri ibunya. Dia melihat makanan apakah itu yang harumnya begitu memenuhi penciumannya.
Sang anak memerhatikan makanan itu dengan teliti. Meski tidak sama seperti gambar yang sering kali ia berikan ke pada ibunya beberapa hari kemarin. Anak itu menyadari bahwa yang dibawakan ibunya adalah rawon. Sebuah makanan yang begitu ingin di makannya. Makanan yang belum pernah dimakannya dan ia begitu penasaran seperti apa rasanya.
Dia memakan makanan itu dengan lahap. Anak itu tidak bertanya dan tidak memperdulikan dari manakah ibunya mendapatkan makanan enak tersebut. Anak itu merasa bahwa hari ini adalah hari paling bahagia yang pernah dia rasakan sepanjang seluruh hidup yang di lewatinya.
"Terima kasih ibu."
Anak kecil itu memeluk ibunya. Sang ibu hanya mampu tersenyum sambil mengusap-usap kepala anaknya.
********
Perempuan bisu ditemukan tewas tidak jauh dari Kedai Rawon Bang Krut. Berdasarkan saksi penyebab tewasnya karena dipukuli oleh warga sekitar. Berawal dari pemilik kedai yang berteriak 'maling', warga yang mendengar keributan tersebut pun ikut mengadili masal. Masih diselidiki oleh pihak kepolisian terkait pengeroyokan tersebut.
25 Oktober 2018
1 komentar:
Yaampun... aku gak nyangka akhirnya :'xxxxx
Posting Komentar