"Hai apa kabar ?"
"Baik, kamu siapa ?"
"Maaf saya kira teman saya. Soalnya pencahayaan di sini tidak terlalu terang. Boleh saya berkenalan, saya Ang."
"Re."
"Menunggu hujan reda ya atau menunggu jemputan ?"
"Tidak sedang menunggu siapa-siapa."
"Apakah saya mengganggu ?"
"Tidak, hanya saja aku ingin sendiri. Maaf."
"Tidak apa-apa. Maaf sudah mengganggu kamu."
Hening.
"Ang, boleh aku bertanya ?"
"Boleh, silahkan saja."
"Mengapa tadi kamu menganggap aku adalah temanmu."
"Karena saya sedang janjian dengannya disini."
"Di tempat seperti ini ?"
"Iya di tempat ini, apakah ada yang aneh ?"
"Ah, tidak! Aku hanya iseng bertanya."
Hening.
"Re."
"Ya."
"Apakah kamu butuh teman untuk berbagi, meskipun teman itu adalah orang asing yang baru kamu kenal."
"Hahaha, kamu baik sekali menawarkan diri untuk menemani orang yang tidak kamu kenal."
"Maaf, saya tidak sebaik yang kamu pikirkan Re."
"Baiklah, bolehkah aku bertanya ?"
"Silahkan Re."
"Apa kamu pernah merasakan bahagia Ang ?"
"Sepertinya pernah."
"Kapan ?"
"Kemarin. Ah tidak, sepertinya seminggu yang lalu. Eh salah, sepertinya saya sudah lupa rasanya bahagia. Mengapa kamu bertanya hal seperti itu ?"
"Tidak, hanya ingin bertanya saja."
Hening.
"Kamu pernah merasakan bahagia Re?"
"Pernah."
"Kapan ?"
"Nanti, sejam lagi sepertinya."
"Apakah bahagia bisa di prediksi seperti itu ?"
"Mungkin bisa, mungkin juga tidak."
"Bahagia seperti apa yang kamu inginkan sejam mendatang ?"
"Rahasia."
"Mengapa harus rahasia ?"
"Karena kamu sudah terlalu banyak bertanya."
Hening.
"Aku ingin merasakan kembali bahagia itu Ang."
"Bagaimana caranya ?"
"Kamu mau menolongku ?"
"Tentu saja. Tapi tunggu, bahagia seperti apa yang kamu inginkan ?"
"Jelaskan padaku, bahagia itu apa?"
"Bahagia itu seperti endorfin."
"Apa itu ?"
"Kamu pernah mencoba morfin?"
"Tidak."
"Endorfin itu sebuah perasaan bahagia yang menenangkan. Seperti pernah tersenyum tanpa di sadari. Sebuah perasaan yang mampu memberikan sebuah semangat meski tubuh melemah."
"Aku ingin merasakannya kembali. Apakah bisa ?"
"Pasti bisa. Lakukanlah apa yang kamu suka."
"Pejamkanlah matamu."
"Baiklah."
Hening.
"ARRRRGGGHHH!"
"Ini bahagia yang aku maksud. Sebuah perasaan menyenangkan, melihat darah begitu banyak mengalir dari tubuh seseorang. Terima kasih telah membantuku merasakan kebahagiaan."
"Baik, kamu siapa ?"
"Maaf saya kira teman saya. Soalnya pencahayaan di sini tidak terlalu terang. Boleh saya berkenalan, saya Ang."
"Re."
"Menunggu hujan reda ya atau menunggu jemputan ?"
"Tidak sedang menunggu siapa-siapa."
"Apakah saya mengganggu ?"
"Tidak, hanya saja aku ingin sendiri. Maaf."
"Tidak apa-apa. Maaf sudah mengganggu kamu."
Hening.
"Ang, boleh aku bertanya ?"
"Boleh, silahkan saja."
"Mengapa tadi kamu menganggap aku adalah temanmu."
"Karena saya sedang janjian dengannya disini."
"Di tempat seperti ini ?"
"Iya di tempat ini, apakah ada yang aneh ?"
"Ah, tidak! Aku hanya iseng bertanya."
Hening.
"Re."
"Ya."
"Apakah kamu butuh teman untuk berbagi, meskipun teman itu adalah orang asing yang baru kamu kenal."
"Hahaha, kamu baik sekali menawarkan diri untuk menemani orang yang tidak kamu kenal."
"Maaf, saya tidak sebaik yang kamu pikirkan Re."
"Baiklah, bolehkah aku bertanya ?"
"Silahkan Re."
"Apa kamu pernah merasakan bahagia Ang ?"
"Sepertinya pernah."
"Kapan ?"
"Kemarin. Ah tidak, sepertinya seminggu yang lalu. Eh salah, sepertinya saya sudah lupa rasanya bahagia. Mengapa kamu bertanya hal seperti itu ?"
"Tidak, hanya ingin bertanya saja."
Hening.
"Kamu pernah merasakan bahagia Re?"
"Pernah."
"Kapan ?"
"Nanti, sejam lagi sepertinya."
"Apakah bahagia bisa di prediksi seperti itu ?"
"Mungkin bisa, mungkin juga tidak."
"Bahagia seperti apa yang kamu inginkan sejam mendatang ?"
"Rahasia."
"Mengapa harus rahasia ?"
"Karena kamu sudah terlalu banyak bertanya."
Hening.
"Aku ingin merasakan kembali bahagia itu Ang."
"Bagaimana caranya ?"
"Kamu mau menolongku ?"
"Tentu saja. Tapi tunggu, bahagia seperti apa yang kamu inginkan ?"
"Jelaskan padaku, bahagia itu apa?"
"Bahagia itu seperti endorfin."
"Apa itu ?"
"Kamu pernah mencoba morfin?"
"Tidak."
"Endorfin itu sebuah perasaan bahagia yang menenangkan. Seperti pernah tersenyum tanpa di sadari. Sebuah perasaan yang mampu memberikan sebuah semangat meski tubuh melemah."
"Aku ingin merasakannya kembali. Apakah bisa ?"
"Pasti bisa. Lakukanlah apa yang kamu suka."
"Pejamkanlah matamu."
"Baiklah."
Hening.
"ARRRRGGGHHH!"
"Ini bahagia yang aku maksud. Sebuah perasaan menyenangkan, melihat darah begitu banyak mengalir dari tubuh seseorang. Terima kasih telah membantuku merasakan kebahagiaan."
09:37 pm
03 Juni 2014
1 komentar:
KAMU HOROR, KAK!
Posting Komentar