Bercak-bercak yang menggoyahkan hatiku tentang kamu ku kukuhkan. Aku jadikan dasar mulai memperbaiki sikapku. Keteguhan itu runtuh tanpa bisa ku cegah, kala candaan itu kau ucap. Aku meringkuk, hujan mata menemaniku. Dirimu tenang, menganggap yang terucap itu tak pernah menjadi masalah. Aku mengerjang menahan emosi, berfikir bodohnya diri ini. Namun hujan mata itu tak dapat ku hentikan, alirannya deras tanpa bisa ku bendung. Sakit, sesak sebab hujan mata itu terus ada. Aku tak pernah terbayang bila kan mengalaminya lagi. Bodohnya aku yang bertahan, berharap dan terus terlukai. Mungkin kau pun seperti itu. Baiknya kita jalan dikehidupan masing-masing, agar saling melukai tak pernah terjadi lagi.
3:56 pm
30 Agustus 2010
3:56 pm
30 Agustus 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar