Judul : Autumn Once More
Penulis : Ilana Tan, Ika Natassa, Aliazalea, dkk
Tebal : 232 Halaman
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-979-22-9471-2
Autumn Once More membawa kita ke banyak sisi cerita dari kumpulan pengarang, mulai dari pengarang profesional hingga editor yang harus menjadi "pengarang dadakan" dan menunjukkan kreativitas mereka dalam tema abadi sepnjang masa.
Ada bahagia dan kepedihan dalam cinta. Cinta yang terpendam menimbulkan resah, penghianatan pun tak lepas dari cinta, atau bahkan cinta berlebihan sehingga menyesakkan. Galau dan rindu pun dituturkan dalam ribuan kata di buku ini.
Novel ini merupakan kumpulan cerpen yang ditulis oleh 13 penulis yang berisi 13 cerpen juga. Membaca buku ini, karena mendapatkan rekomendasi dari teman-temanku mengenai bagusnya kumpulan cerpen ini. Ketika membaca cerpen pertama, aku cukup kecewa. Cerpen ini biasa, tidak sebagus apa yang di infokan oleh temenku. Namun ketika membaca cerpen kedua dan seterusnya, aku semakin tersenyum. Menarik. Banyak cerita biasa yang di kemas menjadi apik.
Apa yang kita tidak sukai, belum tentu semua orang tidak menyukainya. Buktinya Ale, dalam cerpen "Critical Eleven". Dalam penerbangan, Tanya bercerita betapa dya tidak menyukai Jakarta. Kota mega politan dengan segala kesibukan, polusi dan kemacetan yang luar biasanya. Tapi Ale, dya begitu suka Jakarta. Bagianya, Jakarta is a labyrinth of discontent. Dimana semua orang selalu berusaha untuk keluar dari labirin itu, tapi ketika kita hampir menemukan pintu keluar. Ternyata kita di hadapkan pada hambatan lagi. Suatu zona yang tidak membuat kita membosankan.
Kain itu bersih putih, tapi setitik tinta bisa menyebabkan kebersihan kain itu memudar. Sama ketika kain itu penuh dengan tinta, sebisa apapun kita mencucinya. Bekas tinta itu tidak mungkin dengan mudah hilang. Seperti pada cerpen "Jack Daniel's vs Orange Juice". Adalah Dennys, seorang programmer yang jatuh hati pada tetangganya anak pak Haji. Dennys adalah seorang lelaki pemabuk dan perokok berat. Tapi kebiasaan itu ia coba hilangkan, demi mendapatkan pujaan hatinya. Semua berubah ketika suatu malam ia pulang dalam keadaan mabuk dan semua usaha dia pun luruh hanya dalam satu malam. Ia menyadari bahwa orang baik-baik pasti selalu menginginkan orang yang baik-baik pula untuk mendampingi hidupnya.
Membiarkan orang yang kita cintai pergi, tanpa kita berusaha menahannya. Mungkin itu adalah hal terbodoh yang membuahkan penyesalan. "Her footprints on His Heart", cerpen tentang seorang Ariana yang melepaskan Rendy tunangannya untuk bisa merasakan kembali cinta pertamanya bersama dengan Anne. Ariana mengira, bahwa bahagia itu adalah melihat orang yang ia sayangi bahagia. Tapi ia salah, melepaskan tanpa mempertahankan orang yang ia sayangi. Itu adalah penyesalan.
Kesempatan itu untuk di raih, bukan untuk di tunggu. Kalimat itulah yang terlintas pertama kali ketika membaca tiap-tiap cerpen dalam buku ini. Cerpen penutup dalam novel ini menjadi cerpen yang menarik. Karena cinta tidak hanya datang pada kita sesama manusia. Karena cinta tidak pula hadir untuk mereka yang biasa. Cinta bisa datang kepada siapa saja, dan cinta pun memilih kepada siapa dia hadir dan kepada siapa pula ia meredup,.
03 Agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar