Sepanjang sebelum lebaran maupun
sesudah lebaran, tidak ada yang namanya liburan. Pekerjaan selalu menjadi
kegiatan sehari-hari penuh letih dan lelah. Namun seminggu setelah lebaran, aku
punya waktu libur empat hari. Liburan tanpa memikirkan pekerjaan sama sekali,
karena liburan itu serempak seluruh karyawan. Pastinya aku pulang ke rumahku,
bertemu keluargaku yang setiap lebaran tidak pernah bersama mereka.
Hari pertama
Niat berangkat lebih pagi menuju
rumah, aku urungkan. Ternyata masih ada pekerjaan yang harus ku selesaikan
terlebih dahulu. Akhirnya ketika terik mentari tengah asiknya bersinar aku
memacu motorku menepis panas-panas itu. Berburu dengan waktu, mungkin itu yang
tengah aku lakukan. Karena jam dua siang aku ada janji dengan abang. Saat tau
aku libur empat hari, dya ngambil cuti dan menyebrang pulau pulang ke rumahnya
yang di Jakarta. Mungkin kira-kira sudah 4 bulan aku tidak bertemu dengannya.
Pertemuan yang di janjikan tiba,
dan seperti biasa aku datang telat sejam. Penampilan kita hari ini, penampilan
ala kadarnya. Dia, rambut kritingnya di panjangin. Dengan jambang da jenggot
yang belum tercukur. Celananya pun celana yang dengkulnya penuh sobekkan dan
tidak lupa kaos oblongnya dia. Aku suka gayanya kali ini. Bebas. Dan aku suka
sekali dia memanjangkan rambutnya yang kriting itu. Sedangkan aku, seperti
biasa. Celana semi levis dan kaos oblong serta separti kets.
Kencan hari ini seperti biasa di
isi dengan makan dan nonton. Film yang di tonton hari ini sungguh tidak ok sama
sekali (menurutku). “The Conjuring”,
film horror yang bikin jantung memerlukan olah raga penguat. Dia berkali-kali meminta maaf, karena salah
memilih film dan tidak tau kalau film yang di pilihnya adalah film hantu. Sepanjang film aku lebih memilih
memandang tasku dari pada film yang ada di hadapanku. Dan dia, tertawa-tawa
melihat tingkahku. -___-“
Hari kedua
Hari ini saatnya aku silaturahmi
dengan keluarga dari emak dan babe ku. Biar aku masih tetep di anggap keluarga,
takutnya karena nggak pernah kumpul bareng keluarga besar. Mereka tidak
mengingatku lagi dan mencoreng namaku dari silsilah. Mengingat libur lebaran
tahun kemaren ketika aku berkunjung, aku mendapat sindirian “kirain sudah nggak inget punya mbah di sini”.
Ketika itu aku hanya menanggapinya dengan benggong dan cengar cengir.
Perjalanan di mulai ke daerah
Kebayoran Lama, Pondok Indah. Selanjutnya menuju Tanggerang, dengan harapan pas
pulang sekalian jalan. Karena di daerah Kali Deres masih ada empat keluarga
yang harus di kunjungi. Tanggerang adalah rumah kakak emakku. Saat ini tengah
di rawat di rumah sakit. Dan betul sekali, aku terjebak di dalam rumah sakit
selama 4 jam. Padahal targetku waktu berkunjung itu paling lama sejam setengah.
Tapi apa daya, aku harus menunggu om ku yang sakit sementara tanteku pulang
untuk berganti pakaian.
Selepas magrib, akhirnya aku baru
bisa melanjutkan perjalananku ke rumah-rumah saudaraku yang lain. Rumah
selanjutnya adiknya emakku. Saat sampai di sana, ketika di sajikan makanan kita
(aku dan adikku) langsung melahapnya. Bibi ku pun bertanya, “laper?” Aku dan adikku menjawab dengan
anggukan. Bibi ku bertanya kembali, “emang
di sana nggak di kasi makan?” Kami menjawab serempak dengan gelengan.
Bibiku mungkin tersenyum melihat tingkah keponakannya yang ababil ini, “tapi aku nggak masak, di bikini mie rebus saja
mau?”. Aku dan adikku langsung mengacungkan tanda setuju. Memang benar di
RS itu kita nggak makan dan minum :D
Hari ketiga
Binggung mau melakukan kegiatan
apa. Dan malas untuk pergi jauh-jauh sambil mengendarai motor. Akhirnya aku
memutuskan untuk memasukkan motorku ke bengkel untuk di service. Ketika sambil
menunggu motorku di service, aku sms’n sama pip (salah satu temen di klub
buku). Dia sedang ada di Jakarta, sebelum akhirnya nanti tanggal 24 dia akan
kembali bekerja di Kalimantan. Setelah ngbrol ngalor ngidul nggak jelas.
Akhirnya kita memutuskan untuk kopdaran di Kota. Sekalian dia juga ada janjian
dengan temannya. Selesai dengan urusan service, aku pergi ke stasiun. Menuju Kota
paling enak naik kereta, hanya cukup membayar Rp. 4.500 saja sekali jalan. Dari
pada aku bawa motor, bisa habis bensin berliter-liter. Menyesal, tidak membawa
kamera saat ke Kota. Tapi tidak apalah. Kan niatnya hanya kopdaran sama pip.
Aku menelusuri tiap-tiap sudut
Kota. Tempat di mana dulu pernah menjadi saksi kopdaran sama anak-anak bing. Tempat
yang berkesan menurutku. Akhirnya bertemu juga dengan pip dan temannya.
Ternyata temannya pip itu adalah mantan mimin klub buku (baru tau dan lupa juga
siapa namanya :p). kita berbincang-bincang, hingga akhirnya petang menjelang. Pertanda
perpisahan harus terjadi.
Hari keempat.
Hari yang special, karena hari
ini aku akan bertemu dengan orang tuanya abang. Abang menjemputku siang itu.
Tentunya hari ini aku berkemeja ria, berkaos oblong sama saja dengan memberikan
kesan berandalan di mata ortunya. Aku kan manusia yang cukup tau diri juga.
Berbincang dengan keluarganya itu
menyenangkan. Itu awal yang bisa aku komentarkan, perjumpaan selanjutnya entah.
Apakah akan selalu menarik atau akan berubah menjadi menyebalkan. Malam hari
nya dia mengantarku pulang, dan bertemu dengan keluargaku.
Hari ini aku seharian bersamanya
dan buatku itu menyenangkan. Oia dia sudah mencukur rapi rambut, jenggot dan
jambangnya. Padahal aku lebih suka dia yang tempo hari itu. J
Liburan yang aku punya tidakklah
banyak, jadi empat hari itu buatku sungguh berharga dan harus menjadi sebuah
cerita.
26 Agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar